9 research outputs found
Kompatibilitas Susut Antara Material Perbaikan dan Beton
Delamination and spalling of concrete cover are common phenomena observed in structural concrete with severe
reinforcement corrosion. Repair of this damaged concrete may be carried out by patching method using appropriate
repair material. The material for patching application should be compatible with the concrete being
repaired. One of the compatibility issues being concerned is the fact that differential shrinkage exists between
repair material and parent concrete. This paper presents a method to evaluate shrinkage compatibility between
repair material and parent concrete. The development of the method was based on quantification of error coefficient
(M) of restrained shrinkage history occurred in repair material-concrete composite which induced tensile
stress. Restrained shrinkage history is a fraction of differential free-shrinkage between repair material and parent
concrete. Using value of M and estimated ultimate shrinkage, the magnitude of induced tensile stress can be
estimated. The magnitude of induced tensile stress may be compared with the tensile capacity of repair material
to determine if the material is compatible or not for patching damaged parent concrete. In the application of this
method, data of shrinkage observed on non-composite specimens and data of total deformation observed on
composite specimens are required. The method has been applied to evaluate the compatibility between repair
materials investigated in this research and concrete, with the conclusion is that all repair materials are
compatible.
Keywords: Coefficient of error, compatibility, repair material, shrinkage, tensile stress
THE PREDICTION OF LONG -TERM SHRINKAGE OF LIGHTWEIGHT CONCRETE CONSIDERED TO MAGNITUDE OF SHORT - TERM SHRINKAGE PREDIKSI SUSUT JANGKA PANJANG BETON RINGAN BERDASAR NILAI SUSUT JANGKA PENDEK
The magnitude of long-term shrinkage of lightweight concrete has to be considered in the design of lightweight concrete structure. This research is intended to develop a model for predicting the maginitude of long-term shrinkage of lightweight concrete based on the short-term value. Model of ACI 209 R-92 is used as a reference to start with and then it is verified and modified with the results of more than 9 months shrinkage observation on samples of lightweight concrete having various degrees of saturation of Artificial Lightweight Aggregate (ALWA), water/cement ratios, volume/surface ratios and curing period. The final model may be applied to predict long-term shrinkage of lightweight concrete using data from the observation of shrinkage for 28 days only. Coefficient error of prediction is about 30%
Keywords: lightweight concrete, model, prediction, shrinkage
Nilai susut jangka panjang dari beton ringan harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur beton ringan. Penelitian ini fokus pada pengembangan model prediksi susut jangka panjang beton ringan berdasar nilai susut jangka pendek. Model ACI 209 R-92 digunakan sebagai referensi untuk memulai dan kemudian diverifikasi dan dimodifikasi dengan hasil lebih dari 9 bulan observasi sample susut jangka panjang beton ringan dengan derajat kejenuhan agregeat buatan ringan (Artificial Lightweight Aggregate, ALWA), kadar air dan semen, rasio volume/permukaan, dan waktu perawatan yang berbeda-beda. Model terakhir mungkin bisa dipakai untuk memperkirakan susut jangka panjang beton ringan dengan menggunakan data observasi susut selama 28 hari saja. Angka kesalahan dari prediksi ini sebesar 30%.
Kata-kata kunci: beton ringan, model, prediksi, susu
PENILAIAN KONDISI JEMBATAN KEDUANG PASCABANJIR
Bencana alam menyebabkan kerusakan jembatan , misalnya banjir tanggal 26 Desember 2007 menyebabkan kerusakan jembatan
pada jaringan jalan nasional di Jawa Tengah. Salah satunya adalah Jembatan Keduang (nomor registrasi jembatan
23.109.006.0) berlokasi di Ngadirojo-Giriwoyo- Pacitan. Kerusakan elemen struktur seringkali memunculkan keraguan apakah
komponen struktur tersebut masih cukup aman. Penelitian ini bertujuan menentukan nilai kondisi Jembatan Keduang
melalui pemeriksaan detail dan menganalisa keamanan Jembatan Keduang berdasarkan kinerja struktur pilar dengan memperhitungkan
semua kombinasi beban termasuk gaya horizontal akibat aliran banjir pada berbagai kala ulang serta memeriksa
kestabilan pilar terhadap bahaya scouring. Hasil pemeriksaan detail menunjukkan Jembatan Keduang memiliki nilai kondisi 4
yang mengindikasikan perlunya penggantian. Sementara hasil analisa struktur pilar memastikan kapasitas lentur, geser,
kestabilan arah vertikal dan horizontal masih aman tetapi beresiko terjadi guling. Ditinjau dari scouring, salah satu pilar pada
Jembatan Keduang cenderung kritis sekalipun ditinjau dari banjir pada kala ulang 2 tahun.
Kata kunci: kajian keamanan, beban banjir, stabilitas pondasi, penggerusan
ASESMEN KINERJA STRUKTUR GEDUNG TIMBUL JAYA PLAZA KOTA MADIUN PASCA ALIH FUNGSI
Gedung Timbul Jaya Plaza berlokasi di Jalan Pahlawan kota Madiun sebelumnya digunakan sebagai kantor bank dan
didesain dengan menggunakan peraturan ketahanan gempa yang lama (SKBI 1987). Struktur bangunan (pelat lantai 1) telah
diperkuat dengan balok WF Castella dengan tujuan meningkatkan kapasitas dalam mendukung fungsi barunya sebagai plaza.
Saat ini, peraturan ketahanan gempa untuk gedung yang baru (SNI 03 1726 2002) telah diterbitkan sebagai pengganti
peraturan gempa yang lama. Perubahan fungsi bangunan dan peraturan ketahanan gempa memunculkan keraguan terkait
kapasitas dan kinerja struktur dalam melawan gempa. Makalah ini menyajikan asesmen struktur gedung Timbul Jaya Plaza
yang secara khusus akan meninjau pengaruh implementasi peraturan gempa yang baru (SNI 03 1726 2002) terhadap
kekuatan dan kinerja gedung tersebut. Sebagai tambahan, analisis beban dorong statik non-linier juga dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja gedung melawan gempa dengan berpedoman pada ATC 40. Hasil asesmen menunjukkan bahwa
kekuatan keseluruhan elemen struktur masih berada dalam batas penerimaan. Berdasarkan evaluasi seismik menurut SNI 03
1726 2002, simpangan dan simpangan antar tingkat struktur juga masih memenuhi kriteria. Hasil analisis beban dorong
statik non-linier menurut ATC 40 mengindikasikan tingkat kinerja struktur gedung dapat dikategorikan ke dalam Damage
Control.
Kata kunci: perubahan fungsi bangunan, asesmen, gempa, analisis beban doron